Tuesday, February 10, 2015

Menyembunyikan Amal, "Memamerkan" Perkataan

Sesungguhnya yang termasuk sunnah Rasul saw adalah menyembunyikan amal kebaikan agar terhindar dari riya' dan ujub. Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:“Sesungguhnya hal yang paling aku takuti menimpamu ialah syirik kecil, yaitu riya’.” (HR. Ahmad 5/428-429, al Albani berkata dalam as Silsilah ash Shahihah 2/634 no. 951: “Shahih“).
Namun sebaliknya, dianjurkan agar kita banyak "memamerkan" dakwah (baca: menampakkan perkataan yang baik, nasihat dan ajakan). Semakin basah lidah kita oleh dakwah, maka semakin baik. "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Qs. 41:33).
Dakwah bukan saja akan mengingatkan orang lain tentang kebaikan, tapi yang lebih utama adalah menegur diri sendiri untuk selalu berbuat baik.
Jadi jika semua cara untuk merubah diri tidak lagi efektif, maka berdakwahlah. Insya Allah, hal tersebut akan lebih efektif. Itulah yg dimaksud firman Allah : "Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan?
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan" (Qs. 61:3-4).
Jadi jangan takut dan minder untuk "memamerkan" perkataan yg baik, kata-kata yg bijak, nasihat, entah itu di dunia maya atau dunia nyata, walaupun kita belum menjadi orang baik secara sempurna. Syetan berupaya agar engkau diam (tidak berdakwah). Sebaliknya, syetan berupaya agar engkau cerewet berkata-kata yg tdk ada nilai kebaikannya. Justru lebih baik diam, tidak komen atau tdk pasang status jika isinya tdk ada nilai dakwahnya. Sebab lidah kita akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt.
Sebaliknya, sembunyikan amalmu. Tidak usah cerita kemana-mana. Walaupun dalam kondisi tertentu boleh menampakkan amal sebagai contoh, namun menyembunyikan amal jauh lbh baik. Menyelamatkan diri dari riya' jauh lbh penting daripada memberi tahu orang lain akan amal baikmu. Biarlah orang lain mengenalmu sebagai da'i (orang yg rajin "memamerkan" perkataan yg baik), bukan dari amalmu yg engkau sembunyikan untuk menjaga keikhlasanmu. Jauh lebih banyak bahaya riya' dari amal yg engkau tunjukkan daripada bahaya riya' dari perkataan dakwah yg engkau "pamerkan".
Dahulu para sahabat Nabi menjadi umat terbaik karena rajin berkata yg baik dan pandai menyembunyikan amal, sebagaimana firman-Nya: "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (Qs. 3:110).
Kini umat Islam menjadi umat terpuruk karena rajin berkata yg tidak baik (ghibah, fitnah, maksiat, umpatan, dll) tapi pandai memamerkan amalnya (yang sebenarnya masih sedikit). Wallahu'alam.


EmoticonEmoticon